Waspada Penipuan Properti Syariah yang Sedang Marak di Indonesia

Waspada Penipuan Properti Syariah yang Sedang Marak di Indonesia

Beberapa waktu ke belakang, modus penipuan properti syariah di Indonesia sedang marak-maraknya. Penawaran untuk bisa memiliki rumah dengan biaya murah, dimulai dari dp kecil hingga cicilan kecil tentu sangat menggiurkan. Terlebih tidak dibutuhkan prosedur yang rumit, termasuk peran serta BI (baca BI Checking).

Kesempatan menggiurkan itu menjadi senjata pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengelabui orang-orang yang awam di bidang investasi. Beberapa daerah di Indonesia sudah menerima dampaknya. Hingga artikel ini ditulis, proses hukum berbagai kasus penipuan masih bergulir.

Bukan hanya properti syariah, namun properti konvensional juga memberikan kesempatan investor untuk berinvestasi sebelum rumah dibangun. Harga jual rumah yang jauh lebih murah dibandingkan ketika rumah sudah jadi menjadi pemicunya. Sayangnya, hal ini dijadikan kedok untuk melakukan penipuan oleh beberapa oknum.

Penipuan properti syariah yang terjadi beberapa waktu ke belakang disebabkan oleh amatirnya pengembang perumahan. Kesalahan ini bisa terbilang sebagai kesalahan yang tidak disengaja, namun tetap saja tidak bisa ditoleransi. Developer seharusnya berilmu sebelum bertindak.

Dalam dunia bisnis properti syariah, risiko yang riskan ditanggung adalah kepemilikan lahan masih mencicil kepada pemilik lahan. Bahayanya jika terjadi hal-hal tidak diinginkan di tengah-tengah pembangunan, lebih banyak pihak yang dirugikan, termasuk dengan developer itu sendiri.

Penipuan Properti Berkedok Syariah di Surabaya

Kasus penipuan yang terjadi di Surabaya belakangan ini bisa dibilang sebagai kasus yang tidak terpikirkan sebelumnya oleh calon pembeli. Pasalnya ketika properti yang dimaksud diiklankan dan dipromosikan ke khalayak, sempat didatangi oleh ustad kondang Indonesia. Melirik kembali ke belakang, jelas bahwa musibah bisa menimpa siapa saja tanpa pilih-pilih.

Halusnya persoalan terkait uang dan tajamnya persoalan tentang uang menjadi dua hal yang amat sensitif untuk dipersatukan. Terlebih kali ini yang dipermasalahkan menyoal kebutuhan dasar setiap manusia. Sudah pasti banyak pihak yang merasa dirugikan atas adanya kejadian tidak menyenangkan ini.

Penipuan properti syariah di Surabaya yang membawa-bawa nama ustad kondang sejauh ini masih dalam telusuran pihak kepolisian. Pemberitaan yang beredar juga masih akan terus berkembang seiring terungkapnya fakta-fakta di penyidikan. Namun, sekian banyak korban yang terkena dampak sepertinya tidak mungkin bisa berdiam diri.

Perumahan berkedok syariah di Surabaya sudah diketahui semenjak tahun 2015 silam. Modus penipuan yang dilakukan adalah calon pembeli diminta untuk membayar cicilan terlebih dahulu sebelum diserahkan sertifikat kepemilikan rumahnya. Sayang, saat cicilan lunas, sertifikat tak kunjung diberikan.

Beberapa korban penipuan properti syariah ada di antaranya yang sudah melunasi cicilan di tahun 2017 silam, namun belum juga menerima sertifikat kepemilikan rumah. Mereka tidak sadar telah ditipu hingga berita terkait kasus penipuan itu turun sampai menggemparkan pemberitaan tanah air.

Penipuan Properti Berkedok Syariah di Tangerang Selatan

Kasus penipuan juga menimpa beberapa korban di Tangerang Selatan. Lagi-lagi, kedok penipuan rumah syariah menjadi alat untuk memancing banyak calon pembeli yang benar-benar ingin memiliki rumah. Nahas, hendak meningkatkan ketaatan dengan menghindari riba, justru terkena nasib sial.

Tidak main-main, bahkan kasus penipuan properti syariah di Tangerang Selatan ini memakan korban hingga 3000-an orang. Keinginan menempati rumah murah tanpa riba dan tanpa denda begitu saja kandas, karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Pembekalan diri terkait informasi lengkap developer memang hal yang sangat penting.

Pasalnya, penipu yang memakan banyak korban di Tangsel juga ternyata memiliki kantor di daerah Bintaro. Logikanya, siapa yang merasa sedang ditipu jika bentuk fisik kantornya saja ada dan banyak sekali calon pembeli yang mau bergabung. Untungnya, kasus ini sedang dalam penanganan polisi.

Kasus penipuan di Tangerang Selatan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan menjanjikan harga rumah jauh di bawah harga pasaran. Hal yang menjadi miris adalah harga rumah jauh di bawah harga pasaran menjadi bola emas bagi masyarakat menengah ke bawah.

Sehingga ketika kasus penipuan properti syariah di Tangsel ini mencuat, tidak lain banyak korban yang tertimpa musibah adalah mereka yang keadaan ekonominya di bawah rata-rata. Kedok penipuan perumahan syariah ini biasanya mengiming-imingi janji manis di awal dan perlahan menghilang tanpa kabar, ketika sudah mendapatkan keuntungan dari hasil penipuannya.

Potret Penipuan Perumahan Syariah di Indonesia

Berbagai kasus terkait penipuan rumah syariah pada awalnya dipelopori oleh dibongkarnya penipuan yang terjadi di Surabaya. Penipuan yang terjadi tersebut diungkap polisi pada awal tahun 2020. Satu kasus terbongkar, merembetlah kepada kasus-kasus lainnya yang sama di daerah berbeda.

Akhir tahun 2019 bahkan penipuan properti syariah sudah pernah terjadi di Jakarta dan Ponorogo. Hanya saja, penipuan yang terungkap kala itu masih memakan korban tidak sebanyak tahun 2020. Meskipun demikian, sepertinya pengungkapan kasus di akhir tahun 2019 menjadi celah bagi polisi untuk mengungkap kasus-kasus lainnya.

Penting untuk dipahami bahwa penipuan yang melibatkan istilah properti syariah sama sekali tidak betul. Maksudnya adalah penipu hanya memanfaatkan kemudahan dari sistem jual beli rumah dengan akad syariah. Jelas mereka yang menipu bukanlah developer terpercaya.

Penipuan properti syariah tidak ada hubungannya dengan developer yang benar-benar menjembatani pembelian rumah dengan akad syariah. Sebab yang benar-benar menganut sistem jual beli syariah pasti menyelesaikan pembelian dengan benar sesuai perjanjian dan hukum Islam.

Penting untuk dicerna bahwa MUI mengungkapkan belum ada satu pun developer syariah yang terdaftar. Patut diwaspadai ketika Anda sudah tergiur oleh iming-iming yang membawa developer syariah karena yang ada bukan perumahan syariah, melainkan sistem pembelian rumah dengan akad syariah.

Tanggapan REI Terhadap Penipuan Perumahan Syariah

REI atau real estate Indonesia ikut berbicara terkait kabar yang sedang panas-panasnya mengisi pemberitaan di Indonesia. Kejahatan yang membawa-bawa nama agama dan menipu ribuan orang ini sudah meresahkan. Apalagi, korban yang tertipu adalah mereka dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah.

REI mengutarakan bahwa calon pembeli seharusnya tidak gampang termakan omong kosong yang membawa-bawa nama agama. Sebab penting untuk dipahami bawha pembelian yang ditawarkan sama sekali tidak melibatkan bank. Tidak ikut terlibatnya bank dalam sistem jual beli ini sangat memungkinkan oknum nakal untuk beraksi. Meskipun, mengurus prosedur di bank itu rumit.

Tentu saja tidak semua pembelian dengan nuansa syariah merupakan penipuan properti syariah. Beberapa developer tentu ada yang amanah. Untuk itu, mencari tahu legalitas developer sebelum berurusan dengan cicilan adalah hal penting. Jangan sampai keinginan terlepas dari riba justru membawa pada jalur hukum.

Risiko lainnya yang ditanggung oleh calon pembeli adalah rumah tidak dilengkapi dengan asuransi. Hal ini yang barangkali menjadi faktor penyebab harga rumah bisa dijual lebih murah. Rumah yang dijual tanpa asuransi memungkinkan oknum menjadikan alasan itu sebagai target empuk.

Anda tidak perlu bimbang lagi jika memilih investasi pada developer yang tepat. Dengan memercayakan investasi di Grand Aleena, dijamin uang Anda aman. Tidak ada istilah penipuan properti syariah, sehingga silakan hubungi nomor 0812-3019-1337 dan dapatkan berbagai keuntungannya.

 

Sumber : https://grandaleena.com/waspada-penipuan-properti-syariah-yang-sedang-marak-di-indonesia/

Leave a Reply

Compare listings

Compare